Minggu, 22 Juli 2018

"Wahai ide pergilah!": 5 Poin Mengais Inspirasi dalam Kepenulisan"


By
Mujiburrahman Al-Markazy

Judul yang sengaja penulis hadirkan adalah sengaja menggelitik kita sekalian tentang terlalu banyak unek-unek bagi penulis pemula untuk menemukan ide dari sebuah tulisan. Mulai dari awal di "Kelas Menulis Alineaku" running, dimulai. 

Banyak terhambur dan berseliweran pertanyaan yang mirip. Bagaimana menulis, bagaimana menemukan ide, dan pertanyaan-pertanyaan sejenis. Maka, dari tulisan ini, mudah-mudahan dengan menerapkan poin-poin yang sudah penulis ramu bisa dijadikan obat penawar atas pertanyaan sejenis.

Tentunya, dengan terus berlatih, menulis, menulis dan menulis insya Allah akan melahirkan penulis yang kebanjiran ide. Sehingga suatu waktu kamu akan katakan kepada ide yang datang, "Pergi dulu, jangan sekarang, tolong pergi wahai ide. Jangan menghampiri karena terlalu banyak yang antri". Wow, amazing.

Menurut teori yang penulis pernah baca ketika menduduki bangku perkuliahan. Tapi saya lupa judulnya, mengatakan kebiasaan yang dilakukan selama 21 hari berturut-turut cukup untuk membentuk karakter awal. 

Dalam teori sukses Malcolm Gladwell yang ia sebut dalam bukunya "Outliers". Bahwa, "Ketika seseorang telah menghabiskan masa 10. 000 jam dalam berlatih dan berlatih maka dia akan mencapai puncak kesuksesan yang ia lakoni". Malcolm mulai meneliti dari pemain biola handal sampai pemain bola internasional, Bill Gates dan tokoh kesohor lainnya. Semua atau kebanyakan dari mereka memulai sejak usia 5 tahun dan terus-menerus.  Ketika sang peneliti menghitung jumlah jam yang telah dihabiskan dalam berlatih. Semua rata-rata telah menghabiskan waktu berlatih hingga 10. 000 jam. 

Maka, setelah membaca tulisan ini. Mulailah kita berlatih hingga 10. 000 jam. Jika ingin bersinar dan ahli. Selamat berlatih. Kesuksesan dunia dan akhirat hanya dalam mempraktekkan nilai agama pada kehidupan ini secara sempurna. Semua dimulai dengan berlatih, berlatih dan berlatih. Bakat bukan faktor utama. Tapi, kerja keras, doa dan terus menerus. 

1. Berada dalam kondisi on

Satu yang mesti kita perhatikan dalam berkarya adalah perasaan on. Apa itu perasaan on? Saya juga kurang memahaminya. What? Tenang. Mari sama-sama kita bahas. 

Ketika seseorang berada di hadapan hidangan. Di situ ada makanan opening ada berbagai makanan pembuka, buah, jus dan aneka penggugah selera lainnya. Sate kambing, sate ayam, ikan air tawar maupun air asin, sayur mulai dari sayur asem, sayur lode dan aneka acar. Semua terpampang rapi. Makanan telah tersaji. Semua orang berjejer mengambil menu makanan yang disukai dan mengabaikan sesuatu yang tidak disukai. Semua mengantri tanpa terkecuali. Di sudut ruangan ada satu anak muda yang tidak bersegera mengantri seperti kebanyakan orang di meja prasmanan itu. 

"Dek, kamu tidak makan?"
"Tidak pak, lagi tidak mood". 
"Oh, ya sudah. Jangan cemberut gitu". 

Tidak tau apa yang dipikirkan oleh si pemuda itu. Entah diputus pacar, atau ada keluarga yang marahan di rumahnya atau karena tugas hasil penelitiannya ditolak pembimbingnya. Entahlah. Ada yang membuat dia tidak segera menyantap menu istimewa itu. 

Seperti itulah gambaran on. Banyak sebenarnya yang membuat orang itu on pada hal yang sepele sekalipun. Seseorang akan on pada hal-hal yang ia sukai. Seperti pada hidangan tadi. Tidak semua akan kita makan, mungkin karena capacity. Juga dilatarbelakangi oleh keinginan. Jika tidak ingin otomatis tidak akan dimakan. Seperti itupun ide. Banyak hal-hal yang menginspirasi setiap hari. Cuman, hal itu akan kembali kepada orang yang disamperin oleh inspirasi itu. Apakah ia berminat untuk mengambilnya atau tidak. 

Seorang pelukis ketika melihat seekor burung yang terperangkap dalam rimbunnya pepohonan, maka ide lukisan akan segera mengalir. Bagaimana cara ia menggambarkan kondisi burung tersebut. Jika dia pelukis abstrak, dia akan membuat abstraksi tentang itu. 

Jika dia seorang pujangga maka sebuah syair yang menggugah hati akan menwgalir. Jika dia seorang pendakwah maka kata mutiara dan motivasi islam akan terangkai dan tersusun, agar orang tidak salah dalam menggunakan nikmat. Sehingga tidak terperangkap dalam kenikmatan sesaat. Itulah on dalam menangkap inspirasi. 

Jadi, wahai saudaraku siapkan sikap on kamu dalam menjalani kehidupan. Supaya, kapan saja inspirasi datang menyapa kamu sudah siap merangkul. 

2. Menjaga stabilitas ide

Menjaga stabilitas ide. Bagaimana caranya? Hem, bagaimana yah. Yah, sebenarnya saudara-saudara sebagian sudah ada yang tau. Apalagi mungkin pernah baca tulisanku tentang. "Kamupun Bisa Menulis: 7 langkah menjadi Penulis." Kalau belum baca nanti sempatkan deh. Ada diantara kita sudah ada yang tau. Ketika ide itu lewat apa yang perlu diperbuat? Yah, ditangkap. Bagaimana cara menangkap ide. Minimalnya adalah ide itu segera ditulis. Tuliskan sedikit deskripsi tentang apa dan bagaimana ide itu. Tuliskan poin demi poin. 

Jika saudara sudah pernah membaca kitab Sohih Bukhari. Saudara akan memahami bagaimana Imam Bukhari menulis title atau pasal pada awal hadist yang akan beliau utarakan. Konon, Kitab yang fenomenal itu ditulis dalam jangka waktu 16 tahun. 

Beliau menyampaikan satu title atau pasal saja tentang "Orang Junub yang berjalan di pasar". Pada hadist yang beliau utarakan sama sekali tidak membahas tentang pasar. Hanya menceritakan tentang Abu Hurairah ra. ketika dalam keadaan junub pernah bergandengan tangan dengan Rasulullah saw, tepatnya Rasulullah saw yang menggandeng tangan Abu Hurairah-wow, begitu close, persahabatan Rasulullah saw. Ini tidak ada hubungannya dengan penyakit sosial LGBT, jadi jangan salah ambil dalil. Paham!.- tidak lama kemudian Abu Hurairah ra pergi diam-diam untuk mandi kemudian menghadiri perkumpulan Rasulullah saw. Maka, Rasulullah saw, bertanya, mengapa kamu pergi tadi tiba-tiba? Abu Hurairah ra bertutur, "Wahai Rasulullah saw saya dalam keadaan junub, saya tidak nyaman kalau duduk di sini dalam keadaan junub." Rasulullah saw menimpali, "Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis". 

Pada hadist nomor 276 itu sedikitpun Imam Bukhari rah.a tidak meriwayatkan seorang sahabat yang berdagang di pasar atau usaha bisnis yang lain. Apa yang ingin saya sampaikan kepada kita sekalian? Bahwa mungkin itulah inspirasi yang hadir dalam benak beliau sehingga beliau memberikan title atau pasal tentang itu. Itulah suasana hati dan pesan moral yang ingin sang Imam sampaikan. Walaupun, dalam keadaan junub boleh beraktivitas seperti biasa selama belum memasuki waktu sholat. Ini juga semakna dengan hadist nomor 275 pada pasal yang sama. Beliau hanya menuliskan riwayat tentang Rasulullah saw, menggilir Istri-istrinya dalam satu malam tanpa harus mandi terlebih dahulu. Wallahu alam. 

3. Semua bisa jadi inspirasi

Apa saja yang terhampar untuk kita dipermukaan dunia ini adalah sumber inspirasi bagi kita. Hujan gerimis, ada anak yang mandi hujan kemudian flu, bisa jadi sumber inspirasi. Suami pulang ke rumah tanpa membawa pesanan istri atau anak, bisa jadi sumber inspirasi. Pak guru terlambat masuk kelas karena sibuk chatting dengan teman, bisa jadi sumber inspirasi. 

Bos marah tanpa sebab, kemudian ngoceh di kantor, bisa jadi sumber inspirasi. Anak lahiran, bisa jadi sumber inspirasi. Setelah taaruf, bisa jadi sumber inspirasi. Ditolak oleh calon mertua, bisa jadi sumber inspirasi. Intinya, apa saja kejadian di langit maupun bumi, siang ataupun malam semua ada hikmah Ilahiah yang bisa ditulis sebagai sumber inspirasi. Perhatikan ayat ini. 

"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi. Dan pada pergantian siang dan malam, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir. Yaitu orang yang mengingat (kebesaran) Allah baik pada saat berdiri, duduk dan berbaring. Seraya berkata, "Wahai Rabb kami sesungguhnya apa saja yang Engkau ciptakan tidak ada yang sia-sia. Maha Suci Engkau, maka bebaskanlah kami dari azab api neraka (nanti)". (QS Al-Imran: 190-191)

Semua hikmah Ilahiah itu tinggal ditulis. Kemudian diambil hikmah dari setiap kejadian. Semoga bermanfaat kepada penulis dan pembaca untuk menata hidup di hari esok yang gemilang. 

4. Tidak ada yang sederhana

Kalau kita menyaksikan lebih detail tentang perikehidupan. Maka, akan nampak mutiara ilahi yang terhampar. Setiap kejadian sebenarnya tidak ada yang sederhana. Semua terjadi dengan sistem yang sangat rapi. 

Maksud yang hendak penulis sampaikan disini adalah setiap peristiwa dan kejadian itu unik untuk dikisahkan. Apalagi cara penyampaian kisah itu berbeda. Contoh saja, kita pergi ke undangan, ada acara pernikahan. Setiap orang yang hadir pada kesempatan itu akan memiliki cerita yang bervariasi. 

Ada yang pergi ke undangan dengan mendorong motor karena sempat mogok. Bagi mahasiswa yang ngekos ketika dapat hidangan yang 'spesial' pasti akan lain cara berceritanya membandingkan makanan serba mie instan di kontrakan. 

Pasti akan lain cerita bagi ibu-ibu yang melihat kok ada orang yang menggunakan pakaian yang mirip dengan apa yang dia kenakan. Akan berbeda lagi dengan 'dag-dig-dug' dari kedua mempelai. Semua akan mengisahkan yang berbeda pada satu peristiwa. Itulah kenapa kami sebut, menulis adalah menggambarkan sesuatu yang unik pada setiap penulis. Setiap orang punya sense dan cita rasa yang berbeda pada setiap peristiwa. Yup, tuliskan. 

5. Butir-butiran tasbih yang tercecer

Dengan kita merangkai kata untuk menuai makna. Maka, akan terhampar dan nampaklah tabir Ilahiah pada setiap peristiwa. Gunakan hati dan rasa kamu dalam bercerita. Diakhir baru bumbuilah narasi dan kisahmu dengan sedikit analisis agar kelihatan sinkron dan bernilai lebih. 

Poin pertama adalah tuliskan saja tidak usah dipikirkan, baik atau tidak. Poin terakhir adalah bagian pengecatan dan penataan taman jika kita analogikan pada rumah yang dibangun. Setelah ada inspirasi, ambil secarik kertas. 

Tuliskan poin demi poin urutan kejadian atau urutan yang akan kamu tumpahkan isi hati kamu. Langkah selanjutnya, tuliskan saja, jangan pusingkan. Langkah terakhir adalah edit, tambah seperlunya atau buang lebihnya agar warna tulisan lebih elok dilihat dan tidak nek rasa bumbunya. 

=============
Asera, Wanggudu, Konawe Utara
23 Juli 2018 di Kamar Sunyi pada keheningan malam, pukul 22: 09 wita.

==============

Bahan Bacaan:

Gladwell, Malcom. 2008. Outliers,.The Story of Success. United States. Little, Brown and Company.

Takariawan, Cahyadi. 2017. Menulis itu Membahagiakan Hati. Yogyakarta. Wonderful Publishing

Takariawan, Cahyadi. 2017. Agar Menulis Semudah Bernafas. Jogjakarta. Wonderful Publishing

Takariawan, Cahyadi. 2017. Langkah Mudah Membuat Buku. Jogjakarta. Wonderful Publishing

Takariawan, Cahyadi. 2017. Teknik Menulis Artikel. Jogjakarta. Wonderful Publishing



Tidak ada komentar:

Posting Komentar